Zawawi Imron merupakan Sastrawan Indonesia yang mengharumkan dan mengangkat citra Madura yang termaginalkan. Beliau patut diacungi jempol melihat pendidikan beliau yang tidak tamat sekolah, tapi mampu menjadi sastrawan Indonesia yang nama dan karyanya sudah di perhitungkan di tingkat Nasional dan Internasional.
Dilahirkan di Batang-batang, Sumenep, Madura, 1945, ( tidak diketahui tanggal dan bulannya ) , D. Zawawi Imron adalah sastrawan Indonesia. Ia pernah memenangkan hadiah utama penulisan puisi ANTV (1995). Bersama Dorothea Rosa Herliany, Joko Pinurbo, dan Ayu Utami, Zawawi pernah tampil dalam acara kesenian Winter Nachten di Belanda (2002).
D. Zawawi Imron mulai terkenal dalam percaturan sastra Indonesia sejak Temu Penyair 10 Kota di Taman Ismail Marzuki, Jakarta pada 1982.
Sejak tamat Sekolah Rakyat (SR, setara dengan sekolah dasar) dia melanjutkan pendidikannya di Pesantren Lambicabbi, Gapura, Semenep. Kumpulan sajaknya Bulan Tertusuk Ilallang mengilhami Sutradara Garin Nugroho untuk membuat film layar perak "Bulan Tertusuk Ilallang". Kumpulan sajaknya Nenek Moyangku Airmata terpilih sebagai buku puisi terbaik dengan mendapat hadiah Yayasan Buku Utama pada 1985.
Pada 1990 kumpulan sajak Celurit Emas dan Nenek Moyangku Airmata terpilih menjadi buku puisi di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Juara pertama sayembara menulis puisi AN-teve dalam rangka hari ulang tahun kemerdekaan RI ke-50 pada 1995. Buku puisinya yang lain adalah Berlayar di Pamor Badik (1994), Lautmu Tak Habis Gelombang (1996), Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996), Madura, Akulah Darahmu (1999), dan Kujilat Manis Empedu (2003). Beberapa sajaknya telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Inggris, Belanda dan Bulgaria.
Saat ini ia menjadi Anggota Dewan Pengasuh Pesantren Ilmu Giri (Yogyakarta).
Ini dia beberapa karya Zawawi Imron :
Ini dia beberapa karya Zawawi Imron :
- Semerbak Mayang (1977)
- Madura Akulah Lautmu (1978)
- Celurit Emas (1980)
- Bulan Tertusuk Ilalang (1982; yang mengilhami film Garin Nugroho berjudul sama)
- Nenek Moyangku Airmata (1985; mendapat hadiah Yayasan Buku Utama Departemen P & K, 1985)
- Bantalku Ombak Selimutku Angin (1996)
- Lautmu Tak Habis Gelombang (1996)
- Madura Akulah Darahmu (1999).
0 komentar:
Posting Komentar