“Tuhan tidak akan membiarkan sekecil apapun kebaikan menjadi sia-sia. Berangkatlah dengan penuh keyakinan, berjalanlah dengan penuh keikhlasan dan istiqomah dalam menghadapi cobaan" - (Abdillah Irsyad El Nur)

SURAT CINTA [ Wahai Wanita yang Sedang Tersenyum Disana ]

Haishhh .... lagi galau nih. Jd pengen nge gombal. Sek tak buat sedikit coretan dulu yah .. Hihihi.. :D

Kutulis surat ini kala hujan gerimis bagai bunyi tambur yang gaib, Dan angin mendesah, mengeluh dan mendesah, Wahai, kau wanita, aku cinta kepadamu !

Kutulis surat ini kala langit menangis dan dua ekor belibis bercintaan dalam kolam bagai dua anak nakal jenaka dan manis mengibaskan ekor serta menggetarkan bulu-bulunya.

Wahai, engkau yg disana, kupinang kau menjadi istriku ! Kaki-kaki hujan yang runcing menyentuhkan ujungnya di bumi, Kaki-kaki cinta yang tegas bagai logam berat gemerlapan menempuh ke muka dan tak kan kunjung diundurkan.

Selusin malaikat telah turun di kala hujan gerimis Di muka kaca jendela mereka berkaca dan mencuci rambutnya untuk ke pesta.

Wahai, sang hawa, dengan pakaian pengantin yang anggun bunga-bunga serta keris keramat aku ingin membimbingmu ke altar untuk dikawinkan.

Aku melamarmu, Kau tahu dari dulu : tiada lebih buruk dan tiada lebih baik dari yang lain penyair dari kehidupan sehari-hari, orang yang bermula dari kata kata yang bermula dari kehidupan, pikir dan rasa.

Semangat kehidupan yang kuat bagai berjuta-juta jarum alit menusuki kulit langit : kantong rejeki dan restu wingit.

Lalu tumpahlah gerimis Angin dan cinta mendesah dalam gerimis. Semangat cintaku yang kuta batgai seribu tangan gaib menyebarkan seribu jaring menyergap hatimu yang selalu tersenyum padaku.

Engkau adalah putri duyung tawananku, Putri duyung dengan suara merdu lembut bagai angin laut, mendesahlah bagiku !

Angin mendesah… selalu mendesah dengan ratapnya yang merdu. Engkau adalah putri duyung tergolek lemas mengejap-ngejapkan matanya yang indah dalam jaringku..
Wahai, putri duyung, aku menjaringmu, aku melamarmu.

Kutulis surat ini kala hujan gerimis kerna langit gadis manja dan manis menangis minta mainan. Dua anak lelaki nakal bersenda gurau dalam selokan dan langit iri melihatnya.

Wahai, kau yang sedang cuek disana,  kuingin dikau…
menjadi ibu anak-anakku !

(^__^)

Ketika Orang Madura Naik Haji

:: Ibu, Ayah, dan Aku ::

 Nah kebetulan banget nih. Ortu ku sekarang juga lagi menjalankan ibadah haji di mekkah, Madinah sana. Semoga beliau selalu segat dan diberi kelancaran ibadah haji nya. Amin ya Allah. Ngomong2 ttg bulan haji, nih aku bakalan kasih ulasan seputar budaya haji yg ada di madura. Ya .... krena aku juga tinggal di Madura , jd sedikit banyak tw ttg budayanya, ya walaupun aku gak punya keturunan Madura sm sekali lho... hoho ...
 
Bagi orang Madura naik haji dalah impian. Tanyakan sama orang Madura, jika usahanya sukses, apa impian dia. Jawabnya: NAIK HAJI. Seakan keislaman seseorang tidak lengkap jika belum naik haji.


Orang Madura seringkali mengibaratkan naik haji laksana perang. Di samping butuh beaya besar, naik haji membutuhkan kekuatan fisik dan mental-psikologis, sekaligus. Bayangkan. Satu bulan menjelang pemberangkatan, orang yang mau naik haji sudah harus menerima tamu. Siang-malam, pagi-sore. Para tamu datang untuk memberi dukungan spiritual. Mendoakan agar si calon pulang dengan selamat dan menjadi haji yang mabrur. Atau nitip didoakan, biar tahun berikutnya giliran para tamu yang dipanggil. Tentu saja si calon haji sudah harus terkuras tenaganya jauh sebelum berangkat.


Menjelang keberangkatan para tamu semakin membeludak. Puncaknya ketika mau berangkat. Ibarat orang mau perang, sebelum meninggalkan rumah si calon diadzani. Suasana ketika itu senyap. Hanya isak tangis keluarga, tetangga, dan sanak famili. Semua hanyut dalam kesenyapan sembari mendoakan agar si calon haji pulang dengan “kemenangan”. Menang membawa kemabruran. Menang dalam menaklukkan medan berat, terutama dalam menunaikan rukun dan syarat sah-nya haji.


Berikutnya ketika menuju lokasi pemberangkatan di kabupaten, si calon akan diantar oleh puluhan bahkan ratusan orang dengan iringan mobil. Bisa juga konvoi kendaraan bermotor. Hiruk-pikuk kendaraan roda empat dan dua lebur dalam kesenyapan do’a yang terus dimunajatkan untuk kemabruran dan keselamatan si calon.


Selama di tanah suci, para sanak famili dan tetangga setiap malam akan berkumpul di rumah si calon. Selama 40 hari mereka berdoa untuk keselamatan dan kemabruran si calon haji dengan membaca surah yasiin. Doa seperti hilir mudik antara rumah tinggal si calon-dan makkah. Melampaui batas-batas ruang dan waktu. Si calon haji menjadi dekat dengan sanak familinya di rumah kerena dimediasi dengan doa yang digelar sampai si calon haji tiba kembali di rumah. Tiap malam.


Menjelang datang, rumah sudah dihias. Tulisan “selamat datang dari tanah suci” di tempel di tembok rumah. Ada juga tulisan “semoga menjadi haji mabrur”. Atau kaligrafi yang mengambil ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan haji. Tentu bukan sekedar tulisan, di dalamnya tersirat doa.


Bahkan di rumah calon haji yang kebetulan kaya, suasana lebih meriah lagi. Tidak cukup tulisan, tapi mencoba menghadirkan nuansa makkah di rumah. Gambar ka’bah, onta, padang pasir dihadirkan dalam citra. Dalam dunia imagi. Orang-orang yang terlibat dalam “kesemarakan” penyambutan itu mencoba merasakan suasana makkah meski dalam dunia citra dan imagi.


Ketika datang, orang yang berkunjung ke rumah pak haji semakin banyak. Biasanya, pak haji akan dijemput oleh ratusan orang lengkap dengan mobil dan motor ke kabupaten. Dari kabupaten iring-iringan mobil dan motor itu membentuk konvoi. Paling depan barisan motor yang jumlahnya bisa ratusan—dibelakangnya mobil pak haji, kemudian berurutan mobil penjemput lainnya. Jika pak haji orang berada atau orang terhormat, panjang konvoi motor dan mobil penjemput itu bisa mencapai 1 km.

Aku yakin, hari pertama kedatangannya, pak haji tidak akan bisa tidur nyenyak. Para tamu mengalir sejak dari pagi, siang, atau malam. Tidak cuma lintas desa, tetapi lintas kecamatan. Para tamu datang sembari mendo’akan kemabruran pak haji, juga ingin mendengar perjalanan spiritualnya ke tanah suci. Terahir, giliran para tamu yang minta (di)do’a(kan) kepada pak haji, biar tahun depan giliran tamu yang ke tanah suci. Impas. Setelah 40 hari sejak kadatangannya, baru masa terima tamu ditutup.


Biasanya pak haji akan membagikan oleh-oleh. Setidaknya untuk para tamu tersedia kurma. Untuk keluarga dekat atau para sahabatnya bisa ditambah dengan tasbih, sajadah, siwak, atau kopiah putih.


Inilah cara orang Madura naik haji. Naik haji bagi orang Madura bukan sekedar ritual keagamaan, tetapi juga peristiwa budaya. 

Nah, udah pd tw kan bgaimana budaya haji orang Madura. Tp, untuk perayaan haji Ortu ku kayaknya gak sama spt yg aku ulas di atas deh. Yaa entah knp memang pesan ortuku sebelum berangkat haji itu beliau memang tdk mau di rayakan terlalu berlebihan. Yg penting ada keluarga yg menyambut saja udah cukup. Mungkin krena ortu ku emang bukan org Madura kali yah,. hehe ..

Yahhh .... seperti itulah. Yg terpenting adalah amalan ibadahnya harus selalu diniati karena Allah. Agar menjadi barokah.

Ayah, Ibu, baik2 ya disana. Mudah2n hajinya mabrur dan barokah. Kami dan anak2mu disini selalu mendoakan yg terbaik bagi kesehatan dan keselamatan kalian sampai di tanah air. Sampai berjumpa dirumah kembali ya ibu dan bapak haji ku. :')

Matorsakalangkong kancah.