“Tuhan tidak akan membiarkan sekecil apapun kebaikan menjadi sia-sia. Berangkatlah dengan penuh keyakinan, berjalanlah dengan penuh keikhlasan dan istiqomah dalam menghadapi cobaan" - (Abdillah Irsyad El Nur)

Nilai Kesopanan Bagi Orang Madura




Ada dua hal yang selalu dijaga dan diperhatikan oleh orang Madura, yaitu watak dan sifat. Orang Madura sendiri membedakan antara watak dan sifat seseorang. Sifat (sepat) merupakan dasar watak yang dibawa sejak lahir, sehingga ia menjadi ciri khas seseorang yang dapat membedakan dirinya dengan orang lain. Ia tidak terlalu dipengaruhi oleh adat atau tatakrama.

Sedangkan watak (bhabhateg) diperkirakan sebagai sifat batin yang mempengaruhi segenap pikiran, tingkah laku, budi pekerti, dan tabiat. Hal ini sering disebut dengan kepribadian atau karakter. Ini banyak dipengaruhi oleh adat, aturan, dan tatakrama setempat. Kedua hal tersebut (sifat dan watak) selalu membentuk gaya seseorang dan mempengaruhi caranya beradat istiadat. Ada ungkapan menarik bagi orang Madura mon babhateg masok ka oteg ta’ kenning teg-oteg, ngalendhi (jika watak sudah mengakar di otak, tidak bisa diubah oleh apapun dan oleh siapapun).

Kesopanan merupakan salah satu adat atau tradisi yang penting bagi orang Madura. Kesopanan itu berkaitan dengan pemenuhan aturan yang sudah menjadi adat kebiasaan yang meliputi hubungan antar generasi, pangkat, jenis kelamin, baik secara sosial maupun pribadi. Mereka yang melanggar aturan ini akan mendapatkan cemoohan dan mereka akan diklaim sebagai ta’ tao battonna langghar, yakni orang yang tak pernah masuk langgar dan mengaji, sehingga ia tidak tahu tatakrama kesopanan.

Kesopanan ini sering diajarkan oleh seorang bapak sebagai kepala keluarga di setiap saat terutama ketika menjelang istirahat malam sebelum anak-anak mereka tidur, biasanya melalui cerita-cerita sebagai pengantar tidur sang anak dan yang terpenting melalui contoh langsung dari sang Bapak (uswatun hasanah). Nasehat yang sering diungkapkan oleh bapak kepada anaknya antara lain bagaimana seharusnya sang anak bisa “ajagha aeng e dalem genthong”, yakni keharusan menjaga adat kesopanan dan norma-norma, serta tidak melakukan hal-hal yang berlawanan dengan adat supaya tidak mencemarkan nama baik keluarga.

Orang Madura dalam menilai seseorang bukan hanya sekedar penilaian lahiriah yang berdasarkan ketampanan atau kecantikan belaka, tetapi yang terpenting adalah tatakramanya. Hal ini sering diungkapkan oleh para orang tua pada anak-anaknya “mon oreng reyah benne bhaghusse, tape tatakramanasanajhan bhaghus tape tatakramana jube’, ma’ ceya ka ate”, bagi orang Madura yang terpenting bukan ketampanan dan kecantikannya, tapi tatakramanya, sekalipun ia tampan dan cantik tapi tatakramanya jelek bisa membuat hati galau (eneg).

Terdapat pula nyanyian yang sering dilagukan orang tua Madura ketika menggendong putra-putrinya “peng pelo’ ta’endhe’ nyimpang lorongngah, peng pelo’ lorongngah e tombuih kolat, peng pelo’ ta’ endhe’ ngala’ toronnah, peng pelo’ toronnah oreng ta’ pelag”. Ungkapan tersebut menandakan betapa orang Madura sangat menghargai kesopanan dibandingkan ketampanan dan kecantikan wajah seseorang. Sekalipun orang tersebut tampan atau cantik dan kaya raya tapi tidak memiliki kesopanan dan tatakrama, maka sesungguhnya ia tidak ada artinya di mata orang Madura. Itulah kemudian mengapa para orang tua di Madura selalu menekankan dan mewantiwanti para putra-putrinya agar mereka selalu andhep asor menghormati orang lain dan mampu memposisikan dirinya pataoh ajhalan, pataoh acaca, pataoh neng-enneng, kennengna kennengi,  lakona lakone.

5 komentar:

Anonim mengatakan...

MADURA 2 ,,..KENAPA SIH ELU GAK MAU BERUBAH SIKAPNYA PADA MASYARAKAT ,,, APA P ERISTIWA POTONG LEHER DI SAMPIT ITU BELOM CUKUP !!!!. ........APA BETUL ANGGAPAN ORANG BAHWA SUKU MADURA ITU TURUNAN IBLIS???.....KALAU WATAK DAN PRILAKU MADURA YANG AROGAN ,,,SERAKAH ,,,LICIK,,,, SUKA CAPLOK TANAH ORANG,,MALING DSBNYA GAK BISA DIRUBAH SAMA SEKALI ...... GUA YAKIN 1000 PERSEN BAHWA ANJING SUKU MADURA ITU TURUNAN RAJA IBLIS DARI NERAKA JAHANAM...............................WASSALAM...................DJANCOK ORENG MADURE................

Admin mengatakan...

Hai bung disini saya mengulas dengan niatan baik bukan untuk menghujat dan mengumpat. Anda itu siapa pakai mempermasalahkan dan bawa2 ras segala. Pendiri negara ini saja bangga akan bhineka tunggal ika nya, malah anda yg sok sokan macak dewa. Berkacalah pada diri sendiri sblm bicara. Kalianlah setan yang telah membunuh tanpa pri kemanusiaan tanpa pandang bulu.

Anonim mengatakan...

sampeyan sebagai wong meduro ,selalu etnosentris ,terlalu berlebihan,kebanggaan fanatik buta dalam menilai suku anda sendiri , watak seperti itulah yg menjadi penyebap dasar warga non madura sinis dan antipati bila ingin bersosialisasi dengan etnis madura, coba kalau bikin artikel tentang etnis madura di sertakan penilaian masyarakat non madura ,tulis dengan jujur dan rendah hati tampa dipotong2, agar anda bisa memahami dan merenungi akar permasalahan dan bisa mengkaji lebih dalam apa yg sesungguhnya terjadi....saya kira dengan kebijaksanaan dan hati yg ihklas dalam menerima pandangan dan ,opini masyarakat ,akan tercipta perbaikan prilaku yg positif dalam menunjang harmonisasi dalam kehidupan bermasyarakat.............

Anonim mengatakan...

Berkaca sebelum ngomong y !!!!!!! Pastas kah mulut mu mengeluarkan kt2 it, kshn org tua mu

Unknown mengatakan...

kenapa sih orang madura selalu aja bikin onar

Posting Komentar